Resume BK Kelompok 3 : KOMPONEN
LAYANAN BK
A.
Pelayanan
Dasar
1.
Pengertian
Pelayanan
dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh siswa melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang
disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang
sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang diperlukan dalam
pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
2.
Tujuan
Tujuan
pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu siswa agar (1)
memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya), (2) mampu mengidentifikasi
tanggung jawab atau tingkah laku yang layak untuk menyesuaikan diri, (3) mampu
menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan
dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
3.
Fokus
Pengembangan
Materi
pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar standar kompetensi
kemandirian antara lain mencakup pengembangan: (1) self-esteem, (2) motivasi berprestasi, (3) keterampilan pengambilan
keputusan, (4) keterampilan pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar
pribadi atau berkomunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku
bertanggung jawab. Hal-hal yang terkait dengan perkembangan karir (terutama di
tingkat SMP/SMA) mencakup pengembangan: (1) fungsi agama bagi kehidupan, (2)
pemantapan pilihan program studi, (3) keterampilan kerja professional, (4)
kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan,
(5) perkembangan dunia kerja, (6) iklim kehidupan dunia kerja, (7) cara melamar
pekerjaan, (8) kasus-kasus kriminalitas, (9) bahayanya perkelahian masal
(tawuran), dan (10) dampak pergaulan bebas.
B.
Strategi
Implementasi Program Pelayanan Dasar
1.
Bimbingan
Klasikal
Bimbingan
klasikal berupa upaya langsung guru BK berinteraksi dengan siswa dengan
kegiatan tatap muka di kelas. Kegiatan di kelas ini bisa berupa diskusi kelas
atau brain storming (curah pendapat).
2.
Pelayanan
Orientasi
Kegiatan ini
berfungsi untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
a. Layanan
Orientasi di Sekolah
Bagi siswa,
ketidakkenalan atau ketidaktahuannya terhadap lingkungan sekolah yang baru bisa
menghambat kelangsungan proses belajar. Bahkan bisa membuat hasil belajar menjadi
tidak memuaskan sehingga mereka perlu perkenalan terhadap lingkungan barunya.
Allan dan McKean (1984)
menunjukkan beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) Program orientasi
yang efektif mempercepat proses adaptasi dan memberi kemudahan utuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah; (2) Murid-murid yang mengalami masalah
penyesuaian ternyata kurang berhasil di sekolah; (3) Anak-anak dari kelas
sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuikan
diri daripada anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.
b. Metode
Layanan Orientasi Sekolah
Keluasan materi di atas
disesuaikan dengan jenjang sekolah dan tingkat perkembangan anak. Untuk
anak-anak yang segera akan memasuki SMP, Allen dan Mc Kean menyarankan beberapa
kegiatan:
1) Kunjungan
ke SD pemasok, di mana petugas dari SMP mengunjungi SD yang para lulusannya
akan memasuki SMP tersebut dan menjelaskan berbagai hal kepada murid-murid SD
kelas tinggi yang diharapkan akan memasuki SMP yang dimaksudkan.
2) Kunjungan
ke SMP pemesan, murid-murid SD kelas tinggi mengunjungi SMP yang akan mereka
masuki dan melihat lingkungan dan kelengkapan sekolah yang disajikan dalam
bentuk gambar, poster, dll.
3) Malam
pertemuan dengan orang tua murid baru untuk beramah-tamah staf sekolah dan
menerima penjelasan tentang hal-ihwal sekolah tempat anak-anak mereka belajar.
4) Staf
guru BK bertemu dengan guru lain membicarakan siswa-siswa baru membicarakan
materi orientasi dan cara-cara penyampaiannya kepada siswa. Guru-guru
melaksanakan kegiatan orientasi itu (dengan koordinasi guru BK).
5) Kunjungan
guru BK ke kelas-kelas murid baru. Guru BK menjelaskan dengan berbagai alat bantu
dan prosedur tanya jawab tentang berbagai materi tersebut di atas.
6) Memanfaatkan
siswa yang lebih tinggi tingkatan kelasnya.
c. Layanan
Orientasi di Luar Sekolah.
Individu-individu seperti
pegawai baru, anggota baru suatu organisasi, bekas narapidana yang kembali ke
masyarakat setelah sekian lama menjalani masa hukumannya, dan tidak terkecuali
pengantin baru memerlukan orientasi tentang lingkungan barunya itu. Lembaga-lembaga
seperti Pusat Rehabilitasi Narapidana, Pusat Orientasi Tenaga Kerja, dan lainnya
dapat dibentuk dan konselor (karena di luar sekolah) menjadi tenaga ahli serta
penggerak lembaga bantuan khusus di masyarakat itu.
3.
Pelayanan
Informasi.
Berupa
penyampaian informasi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta
didik.
4.
Bimbingan
Kelompok
Bimbingan ini
untuk merespon kebutuhan minat dan bakat siswa dengan cara menyampaikan topik
diskusi yang masalahnya bersifat umum. Bimbingan ini diberikan pada siswa-siswa
yang membentuk kelompok-kelompok kecil.
5.
Pelayanan
Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi)
Merupakan
kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik,
dan lingkungan peserta didik.
C.
Pelayanan
Responsif
1.
Pengertian
Pelayanan
ini memberikan bantuan kepada siswa yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang
memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak secepat mungkin akan
menghambat pencapaian tugas-tugas perkembangannya.
2.
Tujuan
Tujuan
pelayanan responsif adalah untuk
membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, membantu siswa yang kesulitan,
mengalami kegagalan dalam tgas perkembangannya, mengintervensi masalah-masalah
atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu.
3.
Fokus
Pengembangan
Fokus
pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan siswa. yang berkeinginan
untuk memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya
secara positif. Masalah lainnya adalah yang berkaitan karena tidak terpenuhi
kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
Masalah
(gejala perilaku bermasalah) yang mungkin terjadi diantaranya : (1) cemas tentang
masa depan, (2) rendah diri, (3) berperilaku impulsif (4) membolos dari sekolah,
(5) malas belajar, (6) kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif, (7)
kurang bisa bergaul, (8) prestasi belajar rendah, (9) malas beribadah, (10)
masalah pergaulan bebas, (11) masalah tawuran, (12) manajemen stres, dan (13)
masalah dalam keluarga.
D.
Strategi
Implementasi Program Pelayanan Responsif
1.
Konseling
individual dan kelompok
Pemberian
pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami
kesuliatan dan hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
2.
Referal
(rujukan atau alih tangan)
Guru
BK sebaiknya mengalihtangankan siswa kepada pihak lain yang lebih berwenang,
seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisisan jika tidak mampu membantu
mengatasi masalah yang dihadapi siswa.
3.
Kolaborasi
dengan guru mata pelajaran atau wali kelas
Untuk
memperoleh data tentang siswa , diperlukan kolaborasi antara guru BK dan wali
kelas. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan yaitu : (1) menciptakan iklim sosio-emosional
kelas yang kondusif bagi belajar siswa, (2) memahami karakteristik siswa yang unik
dan beragam, (3) menandai peserta didik yang diduga bermasalah, (4) membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar malalui program remedial teaching, (5) mereferal siswa yang
memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing, (6) menyampaikan
berita terkini tentang kaitan mata
pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa, (7) memahami perkembangan
dunia industri sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepeda siswa
tentang dunia kerja (8) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek
emosional, sosial maupun moral-spritual dan (9) memberikan informasi tentang
cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
4.
Kolaborasi
dengan orang tua
Guru
BK perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Melalui kerjasama ini
akan berlangsungnya tukar pikiran antara guru BK dan orang tua siswa untuk
mengembangkan potensi siswa. Untuk melaksanakan kegiatan ini, dapat dilakukan
upaya seperti : (1) kepala sekolah atau
komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah yang
pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) sekolah memberikan
informasi kepada orang tua siswa perihal bimbingan yang dapat dilakukan oleh
guru mata pelajaran bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran (3)
orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah,
terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.
5.
Kolaborasi
dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah/madrasah
Yaitu
berkaitan dengan upaya sekolahuntuk bekerja sama untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi
pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN , (4)
para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater dan
dokter, (5) MGP dan (6) DEPNAKER
6.
Konsultasi
Guru
BK dapat melayani kosultasi bagi guru, orang tua siswa , atau pimpinan sekolah
untuk membangun kesamaan persepsi dalam membimbing peserta didik.
7.
Bimbingan
teman sebaya (peer guidance/peer facilitation)
Bimbingan
teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang
lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau
pembinaan oleh guru BK. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor
atau tutor yang membantu siswa lain
dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik.
8.
Konferensi
kasus
Yaitu
kegiatan untuk membahas permasalahan siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh
pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan siswa itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat
terbatas dan tertutup.
9.
Kunjungan
rumah
Yaitu
kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang siswa tertentu yang
sedang ditangani dalam upaya mengentaskan masalahnya melalui kunjungan ke
rumahnya.
E.
Pelayanan
Perencanaan Individual
1. Pengertian
Perencanaan
individual memberikan bantuan kepada siswa agar mampu merumuskan aktivitas yang
berkaitan dengan masa depannya dan memberi kemampuan atas mengambil keputusan
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pelayanan ini pula didasarkan oleh
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki siswa, serta peluang yang tersedia di
lingkungannya. Strategi yang digunakan dalam layanan perencanaan individual adalah
konsultasi dan konseling (Juntika & Sudianto, 2005). Isi dari layanan ini
meliputi bidang pendidikan, bidang karir, dan bidang sosial pribadi. Menurut
Gysbers (2006), strategi dalam layanan perencanaan individual, meliputi :
1. Individual appraisal, individu diminta menginterpretasi
minat dan bakatnya
2. Individual advisement, individu diminta untuk
mempertimbangkan tentang pendidikan, karir, sosial dan pribadi.
3. Transition planning, membuat rencana untuk individu
apakah dia sekolah, bekerja, atau mengikuti kursus.
4. Follow up, konselor bekerjasama dengan pihak
guru yang lain menindaklanjuti dari data yang diperoleh untuk kemudian
dievaluasi.
2.
Tujuan
Perencanaan
individual bertujuan untuk membantu siswa agar (1) memiliki pemahaman tentang
diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau
pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, dan (3) dapat melakukan kegiatan
berdasarkan rencana yang telah dirumuskannya. Melalui pelayanan perencanaan
individual, siswa diharapkan dapat: (a) Mempersiapkan diri untuk mengikuti
pendidikan lanjutan; (b) merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan
sosial-pribadi; (c) Menganalisis kelebihan dan kelemahannya untuk pencapaian
tujuan; (d) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya; (e) Mengambil keputusan
yang merefleksikan perencanaan dirinya.
Perencanaan
individual bagi siswa diimplementasikan melalui beberapa strategi sebagai
berikut (Uman Suherman : 2009) :
a. Penilaian
individual / kelompok kecil
b. Pemberian
saran pada individual / kelompok kecil
c. Contoh
topik dalam komponen ini adalah : (1) Review skor tes,
interpretasi dan analisis; (2) Promosi dan retensi
informasi; (3) Kesadaran karir; (4) Survei dan interview
dengan siswa senior dan alumni; (5) Seleksi
persoalan tahunan; (6) Bantuan financial;
(7) Perangkat pengungkap minat; (8) Keterampilan sosial; (9) Strategi
penguasaan tes; (10) Seleksi perguruan tinggi;
(11) Bayangan pekerjaan ; (12) Penetapan rencana bagi siswa senior; (13) Review terhadap
rencana – rencana yang berkaitan dengan tingkah laku.
3.
Fokus pengembangan
Fokus pengembangan antara lain mencakup pengembangan aspek,
yaitu akademik, karir, dan sosial-pribadi
F.
Strategi
Implementasi Program Pelayanan Perencanaan Individual
Guru BK membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang menyangkut pencapaian
tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Siswa menggunakan informasi tentang pribadi, sosial,
pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk : (1) Merumuskan tujuan, dan
merencanakan kegiatan yang menunjang pengembangan dirinya.; (2) Melakukan
kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan; (3) Mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukannya.
G.
Dukungan
Sistem
Merupakan
komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur dan
pengembangan kemampuan profesional guru BK yang secara tidak langsung
memberikan bantuan kepada siswa atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
siswa secara kontinu. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk
memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem ini
meliputi aspek-aspek:
1.
Pengembangan
Jejaring (networking)
Pengembangan
jejaring yang menyangkut kegiatan guru BK meliputi: konsultasi dengan
guru-guru, mengadakan program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat, berpartisipasi
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sekolah, bekerjasama
dengan personel sekolah lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah
yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan penelitian tentang
masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling, dan melakukan
kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan pelayanan BK
2.
Kegiatan
Manajemen
Kegiatan
manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan
meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan:
(a) pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya,
dan (d) pengembangan penataan kebijakan.
3.
Riset
dan Pengembangan
Kegiatan
riset dan pengembangan merupakan aktivitas guru BK yang berhubungan dengan
pengembangan profesional secara berkelanjutan meliputi: (a) Merancang,
melaksanakan dan memanfaatkan penelitian untuk meningkatkan kualitas layanan BK,
serta pengembangan program bagi peningkatan unjuk kerja profesional guru BK; (b)
Merancang, melaksanakan dan mengevaluasi aktivitas pengembangan diri guru BK
profesional sesuai dengan standar kompetensi guru BK; (c) Mengembangkan
kesadaran komitmen terhadap etika profesional; (d) Berperan aktif di dalam
organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.
H.
Penempatan
dan Penyaluran Layanan Bimbingan dan Konseling
Purwoko (2008:
59) menjelaskan bahwa layanan penempatan dan penyaluran adalah serangkaian
kegiatan bantuan yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat menempatkan dan
menyalurkan segala potensinya pada kondisi yang sesuai.
Contoh kegiatan
di sekolah dalam upaya penyaluran minat dan bakat siswa, misalnya kegiatan
kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), kelompok pencinta alam, kegiatan
kesenian, olahraga, kelompok-kelompok belajar, dan sebagainya.
1.
Penempatan
dan Penyaluran Siswa di Sekolah
Penempatan
dan penyaluran siswa di sekolah dapat berupa (a) penempatan siswa di dalam
kelas, (b) penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok-kelompok belajar, (c) ke
dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, dan (d) ke dalam jurusan/program studi yang
sesuai.
2.
Penempatan
dan Penyaluran Lulusan
a. Penempatan
dan Penyaluran ke dalam Pendidikan Lanjutan
Penempatan
dan penyaluran siswa pada pendidikan lanjutan memerlukan perencanaan yang
matang sebelum siswa tamat dari bangku sekolah yang sedang didudukinya. Karena
hal ini akan menyangkut citra sekolah secara keseluruhan, maka sekolah harus
melakukan pelayanan penempatan dan penyaluran para siswanya setelah mereka
tamat nantinya.
b. Penempatan
dan Penyaluran ke dalam Jabatan/Pekerjaan
Setiap
lapangan kerja memiliki kriteria penerimaan pekerja baru yang berbeda-beda yang
tidak semuanya dimiliki oleh setiap siswa. Setiap siswa memiliki kemampuan,
karakter, minat, dan bakat yang berbeda-beda. Prinsip lainnya, sedangkan
peningkatan produktivitas hanya mungkin dicapai apabila tenaga kerja yang
bersangkutan mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi, mempunyai
kemauan untuk bekerja keras dalam pekerjaan itu. Oleh karena itu, guru sebagai
penguasa lapangan, tempat siswa setiap hari berada; guru BK adalah sebagai
arsitek yang memungkinkan dibangunnya layanan penempatan dan penyaluran dengan
warna tertentu, orang tua berperan dalam memberikan dukungan pada anak.
I.
Evaluasi
dan Akuntabilitas
1.
Pengertian
Evaluasi BK
Evaluasi
ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan data untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya
mengambil keputusan. Evaluasi terhadap kegiatan BK mengandung tiga aspek
penilaian, yaitu: (a) Penilaian terhadap program bimbingan dan konseling; (b) Penilaian
terhadap proses pelaksanaan bimbingan dan konseling; (c) Penilaian terhadap hasil.
2.
Tujuan
Evaluasi BK
Hasil
evaluasi akan memberi manfaat pada pelaksanaan bimbingan, tujuan evaluasi BK
terdiri dari :
a. Tujuan
Umum
Secara
umum, penyelenggaraan evaluasi bimbingan dan konseling bertujuan sebagai
berikut:
1) Mengetahui
kemajuan program bimbingan dan konseling serta subyek yang menerima layanan BK.
2) Mengetahui
tingkat efesiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan program BK yang
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
3) Evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling ditujukan untuk: (a) Meneliti
secara berkala pelaksanaan program BK; (b) Mengetahui tingkat efisiensi dan
efektifitas dari layanan BK; (c) Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum
dilaksanakan; (d) Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam menunjang
keberhasilan pelaksanaan program BK.
b. Tujuan
Khusus
Tujuan evaluasi BK
secara khusus adalah: (1) mengetahui sudahkah jenis-jenis layanan BK diberikan
kepada siswa di sekolah atau belum; (2) mengetahui aspek-aspek lain apakah yang
perlu dimasukkan kedalam program bimbingan untuk perbaikan pelayanan; (3) membantu
kepala sekolah, guru-guru termasuk pembimbing atau konselor dalam melakukan
perbaikan tata kerja mereka dalam memahami kebutuhan tiap siswa; (4) mengetahui
dalam bagian-bagian manakah dari program bimbingan yang perlu diadakan
perbaikan-perbaikan; (5) Untuk mendorong semua personil bimbingan agar bekerja
leih giat dalam mengembangkan program-program bimbingan.
3.
Fungsi
Evaluasi BK
Adapun
fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah: (a) Memberikan
umpan balik (feed back) kepada guru
pembimbing untuk memperbaiki atau
mengembangkan program bimbingan dan konseling; (b) Memberikan informasi kepada
pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang
perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas
perkembangan siswa.
4.
Aspek-aspek
yang Dievaluasi
Ada
dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilaian
proses dan penilaian hasil. Aspek yang dinilai baik prosesnya maupun hasil
antara lain: (a) kesesuaian antara program dengan pelaksanaan; (b) keterlaksanaan
program; (c) hambatan-hambatan yang dijumpai; (d) dampak pelayanan bimbingan
terhadap kegiatan belajar mengajar; (e) respon peserta didik, personel sekolah,
orang tua, dan masyarakat terhadap pelayanan bimbingan; (f) perubahan kemajuan
peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan pelayanan bimbingan, pencapaian
tugas-tugas perkembangan dan hasil belajar, dan keberhasilan peserta didik
setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya
di masyarakat.
Evaluasi
BK lebih bersifat penilaian dalam proses yang dapat dilakukan dengan cara : (a)
Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta didik dalam kegiatan pelayanan
bimbingan; (b) Mengungkapkan pemahaman peserta didik atas bahan-bahan yang
disajikan atau pemahaman/pendalaman peserta didik atas masalah yang dialaminya;
(c) Mengungkapkan kegunaan pelayanan bagi peserta didik dan perolehan peserta
didik sebagai hasil dari partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan pelayanan
bimbingan; (d) Mengungkapkan minat peserta didik tentang perlunya pelayanan
bimbingan lebih lanjut; (e) Mengamati perkembangan peserta didik dari waktu ke
waktu (butir ini terutama dilakukan dalam kegiatan pelayanan bimbingan yang
berkesinambungan); (f) Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana
penyelenggaraan kegiatan pelayanan.
5.
Langkah-langkah
Evaluasi
Pelaksanaan
evaluasi program ditempuh melalui langkah-langkah berikut : (a) Merumuskan
masalah atau instrumentasi; (b) Menyusun instrumen pengumpul data; (c) Mengumpulkan
dan menganalisis data; (d) Melakukan tindak lanjut (follow up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan
kegiatan tindak lanjut.
6.
Akuntabilitas
Akuntabilitas
dalam bimbingan dan konseling adalah perwujudan kewajiban konselor/guru BK/guru
pembimbing atau unit organisasi (bimbingan dan konseling) untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
melalui media pertanggungjawaban berupa laporan akuntabilitas kinerja secara
periodik.
Hal
yang amat penting di dalam akuntabilitas adalah informasi yang terkait dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan peserta didik
di dalam mencapai kompetensi. Oleh karena itu seorang konselor perlu menguasai
data dan bertindak atas dasar data yang terkait dengan perkembangan peserta
didik.
J.
Analisis
Hasil Evaluasi Program dan Tindak Lanjut
Hasil analisis harus ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya
sebagai kesinambungan program, mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan
bimbingan dan konseling lebih optimal, melakukan referal bagi peserta
didik-peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta
mengembangkan komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan
bimbingan dan konseling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar